Tangerang Selatan – Keberadaan sekolah negeri jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terpaut jauh. Saat ini jumlah SDN mencapai 157 sekolah, sedang SMPN hanya tersedia 24 sekolah.
Ketimpangan itu memicu membludaknya jumlah pendaftar dari lulusan SDN menuju SMPN. Kondisi demikian kian rumit, sebab banyak pula lulusan sekolah swasta yang ikut berebut pendaftaran masuk ke sekolah negeri.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengakui rasio yang tak seimbang itu telah berlangsung bertahun-tahun. Sementara niatan membangun gedung sekolah baru terbentur kendala adanya ketersediaan lahan.
“Karena pemerintah kota sudah kewalahan soal tanah (lahan) ini, penyediaan tanah ini. Sudah sangat padat,” ujar Benyamien dalam peresmian Gedung Baru SMPN 10 di Pondok Ranji, Ciputat Timur, Kamis (20/06/24).
“Makanya dari sejak tahun kemarin, memang rasio selalu akan timpang karena jumlah SD (SDN) nya yang banyak, jumlah SMP nya (SMPN) hanya 24 itu tadi. Makanya strategi kami, membangun sekolah tetap kita lakukan, hanya harus diawali dengan ketersediaan lahan,” jelasnya.
Pembangunan gedung sekolah baru harus mengacu pada ketentuan yang berlaku, di mana anggaran yang digunakan dari APBD tak boleh dikucurkan pada pembangunan di luar aset lahan pemerintah.
“Ada larangan APBD dialokasikan untuk di aset yang bukan milik pemerintah kota,” imbuh dia.
Namun kendala itu setidaknya sedikit teratasi dengan diperluasnya kuota beasiswa yang diberikan bagi calon siswa yang masuk ke sekolah swasta pendamping yang berjumlah 95 sekolah.
Sebagaimana diketahui, tahun ajaran 2024/2025 ini kuota beasiswa akan diberikan pada 5 ribu siswa yang masuk ke SMP swasta. Dengan ketentuan, mereka yang menerimanya adalah calon siswa yang tak lolos saat menempuh pendaftaran masuk SMPN.
“Kita siapkan beasiswa bagi yang tidak diterima di SMP Negeri ya silahkan ke swasta,” terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud), Deden Deni, mengatakan, jumlah ideal SMPN di Tangsel adalah 32 sekolah. Hal itu dihitung dari jumlah lulusan SDN dan swasta yang berminat mendaftar masuk ke SMPN.
“Kalau jumlah lulusan (tiap tahun) kurang lebih 25 ribu (siswa) dari lulusan SD-MI itu. Yang daftar ke negeri itu trend 2-3 tahun ini kurang lebih 11 ribuan (siswa). Kalau dibagi rata, misalnya 1 sekolah tiap angkatan itu 11 Rombel, masing-masing Rombel 32 (siswa) jadi 352 (siswa), jadi idealnya 32 sekolah SMP Negeri. Itu kalau dihitung yang daftar ke negeri, bukan dari jumlah lulusan,” kata Deden.














